Kamis, 17 Januari 2013

7 DETIK! LUBANG BUANG trapesium, BUKA SETENGAH


Jatim patut berbangga, sehubungan dengan peta kekuatan sport 2 tak 155 cc tune up yang sebelumnya banyak didominasi oleh tim drag Jateng, Jogja dan Jakarta. Apa rahasia korekan Bowo yang dimanajeri oleh Deny dari tim Corsa nexcom Racing Team, yang juga meriset Ninja 150 pacuan Yopi yang mulai menyodok ini?.
porting silinder jadi prioritas utama, dari hasil data porting 3 silinder yang sempat diaplikasi. Jadi kemungkinan final penyempurnaan ada di saat ini, sebab best time sudah mampu mencetak 7,6 detik kadang 7,7 detik. Sesuai dengan data korekan, lubang buang sisi kanan kirinya dibentuk model trapesium. Remeran lorong lubang buang yang pada lebih sempit dari kontur standarnya, sedang lorong sisi bawah sisi kanan kirinya diremer sampai 7 mm. Sedang katup super kips dinonaktifkan, tapi disengaja membuka setengah dari bukaan penuh. Diteruskan pemakaian knalpot DBS dengan perut sedang serta leher berkarakter nendang balik. Apa efek spesial model lubang buang trapesium ini dan pengaturan katup super kips?. Trek bawah padat merayap, top speed lebih jalan. Cuman kompensasinya, perbandingan kompresi tak bisa tinggi, juga dari pertimbangan menjaga peak power gigi 1 dan 2 agar lebih molor. Untuk saat ini memakai perbandingan 12,4: 1, dengan kemiringan squis 12 derajat dan lebar 8 mm. Kalau lubang transfer didesain untuk membuka lebih lama, dinaikkan 2,5 mm dan sisi kanan kiri 3 mm. Serta, perubahan kontur chamber yang lebih curam. Akurasi debit gas segar yang dibilas dari Keihin PWK 34 mm, jadi lebih meningkat. Itu saja masih belum cukup, Deny juga merombak ulang rumah membran yang sekaligus dimanfaatkan sebagai langkah merubah sudut intake manifold agar lebih curam. Sedang perangkat membran dipercayakan V-Force III, yang dikenal tahan terhadap suhu tinggi, serta responsif menjaga kevakuman intake manifold.   Dengan demikian suplai gas segar lebih deras, kondisi mesin hidup saja macam mesin dengan karbu banjir. Untuk mengimbanginya, doping pengapian dipinjam dari KX-125 assy, ​​terbagi dari CDI, rotor magnet, fulser dan spul. Untuk timing pengapian, diseting voor 7 derajat -11 derajat. "Makanya, untuk mendapatkan putaran stasioner yang langsam jatuhnya di rpm 5000 dan itu motor harus siap start," wanti Deny. Korekan lain juga menyasar di sektor calter kopling, water pump orsi yang digerakkan gigi primer dianggap membebani putaran mesin. Pertimbangan ini, Bowo mencangkok water pump listrik milik mobil Daihatsu espass. Sedang untuk kampas kopling pakai Kawasaki KRR 150 versi Thailand, komplit dengan pegas kopling. Diteruskan meracik ulang gigi rasio 3 dan 4 yang dijadikan (27-20) untuk gigi 3 dan (25-22) untuk gigi 4 nya. "Kalau ditinjau dari kurva power mesin, gigi 1, 2, 3 dan 4 yang produktif mengolah speed, dibanding gigi 5 dan 6," yakin Yopi. http://www.ototrend.com

| Pid     SPEK korekan Pengapian           : KX-125  
                                        Mambran             : V-Force III 
                                        karbu                    : Keihin PWK 34 mm 
                                        Main jet                : 142 Pilot jet: 38 
                                        kampas kopling  : KRR-150 Thailand
                                        Knalpot                 : DBS 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar